Charcoal atau arang adalah salah satu dari sekian ide yang paling mudah didapat dan dibuat. Namun tanpa pengelolaan yang baik penggunaan arang juga termasuk salah satu pendukung peningkatan Global Warming.

Di sisi lain, arang merupakan alternatif yang mudah dan effisien pada saat terjadi krisis bahan bakar. Kita tidak perlu membuang-buang waktu dan energi hanya untuk memperdebatkan minyak dan menunggu antrean panjang dalam pembelian minyak. Waktu dan energi kita manfaatkan untuk sesuatu yang ekonomis.

Cara Membuat Arang

Membuat arang tidaklah susah, tidak membutuhkan keahlian tertentu dan peralatan tertentu. Bisa dikerjakan oleh siapapun dang bahan dan peralatan yang seadanya. Banyak metode dalam pembuatan arang, berikut salaha satu cara yang paling sederhana dari pembuatan arang.

Susun kayu yang telah kering menyerupai piramida (masing-masing kayu posisinya berdiri) sehingga pangasapan/ karbonasi bisa merata dan memudahkan perambatan panas. Kayu bakar sebaiknya yang benar-benar kering, sehingga menghasilkan arang yang berkualitas (proses karbonisasi sempurna hingga ke bagian dalam kayu).



Bungkus/ tutupi tumpukan kayu bakar tadi dengan jerami atau sampah yang telah kering hingga menutupi seluruh tumpukan kayu. Akan lebih bagus lagi bisa di tambah dengan oli bekas untuk mempercepat perambatan panas.


Tutup/ timbun dengan pasir atau tanah tumpukan kayu yang telah dibungkus jerami atau sampah kering tadi. Sisakan bagian atas dan bagian bawah jangan sampai tertutup rapat. Tanah atau pasir yang digunakan sebaiknya yang lembab dengan cara disemprot air terlebih dahulu.



Bakar jerami atau sampah pembungkus kayu bakar tadi, mulai dari atas (yang tidak tertutup). Tunggu sampai api sudah mencapai bagian tangah sampah yang membungkus kayu tadi.



Tutupi/ timbun dengan pasir bagian atas tumpukan kayu tadi yang tidak tertutuppasir sedikit-demi sedikit hingga nyala api mati dan asap tetap mengepul. Buatlah lobang di bagian bawah dari tumpukan pasir tadi sebanyak sekitar 5 lobang berkeliling.



Tutupi dengan pasir hingga tertutup semua agak tebal, jika api/asap padam, kurangi tutup yang diatas, tambahi sampah kering atau jerami lagi, bakar lagi dan tutupi sedikit demi sedikit.Tunggu antar 2 hingga 3 hari sambil dikontrol apakah asapnya masih terus mengepul. Setelah 3 hari biasanya sudah bisa dibongkar.



Arang sudah siap digunakan atau dijual. Sebelum dikemas, sebaiknya seleksi dulu, karena biasanya tidak semua kayu akan terkarbonasi dengan sempurna dan angin-anginkan dulu atau jemur jika perlu. Kayu yang belum sempurna jadi arang bisa di jadikan bahan baku pembuatan arang berikutnya.




Selamat mencoba....!

Arang dan teknologi


Sejak sebelum Masehi, sejak manusia mengenal logam, saya kira manusia sudah menggunakan arang untuk mendukung perkembangan teknologi. Hal ini bisa kita rujuk dari kisah-kisah para nabi.Dokumen lain yang mendukung argumen tentang andil arang dalam perkembangan teknologi yaitu pada masa feodal sekitar tahun 400 setelah Masehi.


Dalam teknologi masak-memasak, arang juga sudah menjadi bagian penting sejak manusia mengenal menu panggangan. Tidak bisa disebutkan sejak kapan manusia mengenal masakan barbeque dan sate, atau menu panggangan yang lain. Menu panggangan lebih layak dan mempunyai citarasa tersendiri bila dimasak di atas arang, meskipun masih memungkinkan dimasak di atas kompor gas atau minyak tanah atau mungkin kayu bakar, namun yang saya ketahui sejak jaman dulu menu panggang selalu menggunakan arang.


Memasuki masa industri, arang masih turut dalam perkembangan teknologi meskipun akhirnya digantikan dengan batu bara. Permulaan masa industri lebih banyak menggunakan arang sebagai energi untuk menggerakkan mesin. Bahkan sampai diperkenalkannya kendaraan mobil, arang juga masih turut ambil bagian dalam perkembangan teknologi manusia. Ford merancang mobilnya menggunakan bahan bakar arang. Bahkan sampai tahun 1930-an Jepang menggunakan teknologi otomotifnya dengan sumber tenaga arang.


Dan masih banyak lagi fakta yang mendukung partisipasi arang dalam perkembangan teknologi manusia.


Sejarah penggunaan arang


blacksmith Kalau bicara tentang sejarah penggunaan arang, saya teringat dengan game Age of Empires. Dalam game ini arang digunakan pada masa Feodal (masa ke-2 dalam game), jadi pada masa sebelumnya orang belum mengenal arang. Pada masa ini arang digunakan di Blacksmith untuk pengecoran logam yang digunakan sebagi perlengkapan perang, seperti baju besi, pedang, tameng, topi, kepala Battering Ram dan keperluan pertanian.


Selain itu ada juga film yang bercerita tentang peperangan yang menggunakan banyak manusia yang terbuat dari tanah dan memakai baju besi dan peralatannya juga dari besi. Proses pengolahannya menggunakan arang yang bahan bakunya diambil dari hutan disekitar markas mereka. Film ini Lord of the Ring, semua tahu kan? Hutan menjadi gundul dan kayu-kayu yang tersisa menjadi marah gara-gara temannya dimusnahkan dan dijadikan arang.


Secara eksplisit saya belum menemukan dokumen yang pasti, sejak kapan arang dikenal dan digunakan oleh manusia. Dari gambaran di atas penggunaan arang oleh manusia untuk keperluan teknologi, dimulai sejak manusia mengenal logam. Apapun dan kapanpun arang digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari, yang jelas arang sudah digunakan sejak jaman nenek moyang.


Menurut gambaran di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa arang sudah digunakan untuk mendukung teknologi sejak pada masa feodal sekitar tahun 400 setelah Masehi. Tapi saya yakin, bahwa sebelum tahun itu atau bahkan jauh sebelumnnya, arang sudah turut andil dalam perkemangan teknologi manusia. Contohnya, tahun-tahun sebelum masehi sudah dikenal yang namanya uang atau alat pembayaran berupa kepingan emas atau logam mulia yang lain. Dan untuk melebur emas, perak atau logam yang lainnya pasti dibutuhkan arang untuk meleburnya.


Arang atau charcoal



charcoal_1
Arang atau charcoal merupakan residu hitam yang mengandung karbon tak murni yang diperoleh dengan cara membuang kandungan air dari bahan-bahan seperti tumbuhan, hewan, atau bagian-bagian dari makhluk hidup. Arang biasanya terbuat dari kayu, serpihan kayu, tempurung kelapa, tulang, sekam, serbuk gergaji atau bahkan bambu dengan cara memanaskannya namun tidak sampai terjadi pembakaran secara sempurna. Kandungan karbon mencapai antara 85% - 98%, bersifat porous (banyak pori-pori dan mudah menyerap).


Arang berbeda dengan batu-bara. Batu-bara merupakan bahan tambang yang terbentuk dari fosil. Kelebihan arang adalah bisa diproduksi oleh siapapun, sedangkan batu-bara merupakan proses alami. Jadi arang merupakan salah satu produk bahan bakar yang tergolong bisa diperbarui. Arang bisa dibuat dari sisa-sisa produksi srperti serbuk gergaji dari industri pengolahan kayu, sekam dari industri pertanian, tempurung dari industri kelapa, atau sisa-sisa dan sampah rumah tangga. Arang yang terbuat dari kayu, artinya dengan menebang kayu khusus untuk membuat arang memang belum populer karena akan merusak ekosistem, tanpa di imbangi dengan upaya "pembaruan" kayu.


Arang secara tidak langsung juga turut membantu dalam hal kebersihan lingkungan dan bahan yang mudah diurai. Sampah rumah tangga berupa serpihan kayu, kayi-kayu kecil dan sisa-sisa dari dapur berupa tempurung kelapa misalnya, bisa diolah menjadi arang dan akan lebih bermanfaat dari pada dibuang ke tempat sampah yang akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengurainya.


Arang merupakan produk organik dan bahkan bisa dijadikan pupuk ataupun media tanam bagi tenaman tertentu. Selain itu arang mudah diurai jika dibandingkan dengan kayu. Jadi termasuk juga ramah lingkungan. Sisa pembakaran yang berupa abu, merupakan bahan yang sudah terurai dan tidak akan mencemari tanah, bahkan turut memperpaiki keporosan tanah.